Minggu, 25 Oktober 2009

Rahasia Shalat

rahasia sholat di awal waktu...
Setiap peralihan waktu solat sebenarnya menunjukkan perubahan tenaga alam ini yang boleh diukur dan dicerap melalui perubahan warna alam.

Sebagai contoh, pada waktu Subuh alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahsia berkaitan dengan penawar/rezeki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki. Ini kerana tenaga alam iaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad bercantum (keserentakan ruang dan masa) - dalam erti kata lain jaga daripada tidur. Disini juga dapat kita cungkil akan rahsia diperintahkan solat diawal waktu. Bermulanya saja azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonan pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang
tidak optimum lagi.



Warna alam seterusnya berubah ke warna hijau (isyraq & dhuha) dan kemudian warna kuning menandakan masuknya waktu Zohor. Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem penghadaman. Warna kuning ini mempunyai rahsia yang berkaitan dengan keceriaan.Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang-ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya.



Kemudian warna alam akan berubah kepada warna oren, iaitu masuknya waktu Asar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovari dan testis yang merangkumi sistem reproduktif. Rahsia warna oren ialah kreativiti. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitinya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar ni jasad dan roh seseorang ini terpisah (tidur la tu...). Dan jangan lupa, tenaga pada waktu Asar ni amat diperlukan oleh organ-organ reproduktif kita



Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah.Ini kerana spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka resonan dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga seelok-eloknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu la.) kerana banyak interferens (pembelauan) berlaku pada waktu ini yang boleh mengelirukan mata kita. Rahsia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, pada frekuensi otot, saraf dan tulang.



Apabila masuk waktu Isyak, alam berubah ke warna Indigo dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isyak ini menyimpan rahsia ketenteraman dan kedamaian di mana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak. Mereka yang kerap ketinggalan Isyaknya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam. Tidur pada waktu ini dipanggil tidur delta dimana keseluruhan sistem tubuh berada dalam kerehatan. Selepas tengah malam, alam mula bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu dan seterusnya ungu di mana ianya bersamaan dengan frekuensi kelenjar pineal, pituitari, talamus dan hipotalamus. Tubuh sepatutnya bangkit kembali pada waktu ini dan dalam Islam waktu ini dipanggil Qiamullail.



Begitulah secara ringkas perkaitan waktu solat dengan warna alam.. Manusia kini sememangnya telah sedar akan kepentingan tenaga alam ini dan inilah faktor adanya bermacam-macam kaedah meditasi yang dicipta seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Semuanya dicipta untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh.Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur kerana telah di'kurniakan' syariat

solat oleh Allah s.w.t tanpa perlu kita memikirkan bagaimana hendak menyerap tenaga alam ini. Hakikat ini seharusnya menginsafkan kita bahawa Allah s.w.t mewajibkan solat ke atas hambanya atas sifat pengasih dan penyayang-Nya sebagai pencipta kerana Dia tahu hamba-Nya ini amat-amat memerlukannya.



Adalah amat malang sekali bagi kumpulan manusia yang amat cuai dalam menjaga solatnya. Semua yg terdapat di alam ini adalah untuk manfaat segala makhluk2 nya.



Wallah Hu 'aklam.

Baca selanjutnya »»

Sabtu, 17 Oktober 2009

Waspadai 9 Dampak Makanan dan Harta Haram

Banyak kaum Muslim kurang paham bahwa Allah akan menolak doa orang yang di dalam tubuhnya masuk makanan haram

Hidayatullah.com--"Mencari yang haram saja susah, apalagi mencari yang halal, "demikian ucapan sebagian orang, seolah-olah bisa melegalkan kita mendapatkan makanan yang haram. Tapi begitulah kondisi kehidupan duniawi saat ini.

Banyak orang jungkir-balik bekerja dan mengumpulkan harta demi sesuap nasi, meski harus mengambil dan mendapatkan makanan haram yang sangat dilarang oleh agama.

Padahal gara-gara makanan, doa kita bisa tidak diterima oleh Allah. Ibnu Abbas berkata bahwa Sa'ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, "Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah." Apa jawaban Rasulullah SAW, "Wahai Sa'ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang
ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya." (HR At-Thabrani)

Dalam Al-Quran disebutkan, "Katakanlah, terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan oleh Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal. "Katakanlah, "Adakah Allah telah memberikan izin kepadamu (dalam persoalan mengharamkan dan menghalalkan) atau kamu hanya mengada-adakan sesuatu terhadap Allah?" (Surah Yunus, 10: 59)

Di bawah ini beberapa dampak makanan haram yang masuk ke perut kita, sebagaimana banyak diungkapkan di hadis dan Al-Quran;



5 Dampak Langsung

Tidak Diterima Amalan

Rasulullah saw bersabda, "Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari." (HR At-Thabrani).

Tidak Terkabul Doa

Sa'ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw, "Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul." Rasulullah menjawab, "Wahai Sa'ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan." (HR At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw bersabda, "Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, "Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!" Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?" (HR Muslim).

Mengikis Keimanan Pelakunya

Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin." (HR Bukhari Muslim).

Mencampakkan Pelakunya ke Neraka

Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR At Tirmidzi).

Mengeraskan Hati

Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, "Dengan memakan makanan halal." (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).

At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, "Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah," (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).



4 Dampak Tidak Langsung

Haji dari Harta Haram Tertolak

Rasulullah saw bersabda, "Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, "Labbaik, Allahumma labbaik!" Maka yang berada di langit menyeru, "Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima." (HR At Thabrani)

รข€¢Sedekahnya ditolak

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya." (HR Ibnu Huzaimah)

Shalatnya tidak diterima

Dalam kitab Sya'bul Imam disebutkan, " Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan." (HR Ahmad)

Silaturrahminya sia-sia

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara' (berhati-hati)." (HR Abu Daud).[www.hidayatullah.com] feedbanner from [bangrin.blogspot.com]
Baca selanjutnya »»

Sabtu, 03 Oktober 2009

Bahasa Itu Punya Nyawa

ilmu hypnosis dan NLP (neuro linguistic programming) memiliki kesamaan spesifik yakni ”bermain-main soal bahasa”. Hal ini semakin mengukuhkan bahwa sukses itu hanya soal ”permainan bahasa”. Bahasa mempengaruhi pikiran dan pikiran menentukan tindakan/perilaku.

Anotomi Bahasa

Hampir semua suku bangsa di muka bumi ini memiliki bahasa, baik bahasa tulis, lisan dan bahasa nonverbal. Ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak bisa lepas dari bahasa. Bahasa merupakan ciptaan manusia yang merupakan hasil kesepakatan bersama sebagai alat bertukar informasi atau berkomunikasi.

Ilmu pengetahuan di muka bumi ini bila diperas hanya satu, yakni bahasa. Matematika pun sesungguhnya juga bahasa, yakni bahasa simbol/bilangan yang pada umumnya berupa angka-angka. Matemaika, tidak lain adalah
bentuk komunikasi yang mengutamakan angka-angka.

Bahasa dilambangkan dengan huruf dan angka berikut tanda bacanya. Awalnya hanya huruf, yakni vokal, konsonan, angka dan tanda baca.. Namun setelah dirangkai dengan tata bahasa, beberapa huruf berubah menjadi sebuah kata yang memiliki arti harfiah cakupannya masih sangat umum atau luas. Kata ”mata” misalnya memiliki cakupan umum yang bisa berarti: ”mata manusia”, ”mata burung”, ”mata hati”, ”mata kaki ” dan lain-lain.

Selanjutnya bila kata ”mata” dirangkai dengan kata yang lain menurut tata bahasa tertentu, misalnya ”Sekarang, tutup mata Anda”, maka kata ”mata” dalam kalimat ini sudah menjadi lebih khusus, yakni mata seseorang –bukan hewan—supaya ditutup.

Namun demikian ketika kalimat tersebut diucapkan dengan intonasi yang berbeda maknanya menjadi lain. Misalnya, ”Sekarang, tutup mata Anda…!”, dengan intonasi yang keras dengan disertai ekspresi wajah garang, muka merah, dan mata si pengujar melotot, maknanya menjadi berubah, tidak sekedar menutup mata, tetapi berarti marah. Responnya pun bisa bervariasi bagi si lawan bicara, bisa benar-benar menutup mata, bisa lari ketakutan, bisa menangis, bisa pula malah melotot yang berakhir dengan adu jotos.

Akan berbeda lagi bila diucapkan oleh seorang terapis yang kharismatik. Dengan intonasi dan kemasan hipnotis misalnya, maka kalimat ”Sekarang, tutup mata Anda…” maka dampaknya menjadi sangat sugestif yang langsung menyentuh alam bawah sadar seseorang. Dengan kemasan bahasa hipnotis pula, kalimat itu mampu mendorong seseorang untuk menutup matanya dengan ikhlas, senang hati dan bahkan menikmatinya.

Dengan demikian, makna sebuah kalimat bisa tergantung pada konteks (suasana, tempat, intonasi dan figur si pengujar). Bahasa dan efeknya tergantung pada muatan kontekstual dan emosional si pengujar dan persepsi (respon) yang dibangun oleh penerima. Muatan kontekstual dan emosional ini menjadikan sebuah kata/kalimat sesungguhnya menjadi memiliki ”nyawa” yang sanggup mempengaruhi persepsi penerima. Bahasa yang diberikan seorang terapis menjadikan seseorang (client) trance (mabok), begitu pula bahasa yang dibangun oleh seorang orator atau motivator top mampu mempengaruhi emosi penerima.

Kata/kalimat yang ”bernyawa” adalah kata/kalimat yang bermuatan rasa (kinestetik), daya imaji (visual) dan intonasi yang tepat (auditori) atau gabungan diantara muatan itu yang dikemas sedemikian rupa oleh si pengujar. Dalam ranah ilmu NLP dan hypnosis, mutan-muatan ini disebut submodalitas.

Sebuah kata/kalimat ketika si pengguna memasukan unsur-unsur submodalitas (visual, auditori dan kinestetik) maka makna yang dibangun menjadi sebuah kata yang hidup (bernyawa) seperti layaknya sebuah adegan/filem. Tetapi bila hanya dipahami sebatas ujaran saja tanpa memasukkan unsur-unsur submodalitas, maka sebuah kata/kalimat menjadi ”mati”. Semisal kata ”Ibu” bila hanya dipahami sebatas ujaran saja maka artinya hanya ”seorang wanita tengah baya yang sudah memiliki anak”. Namun bila memahaminya dengan unsur-unsur submodalitas maknanya menjadi lebih hidup yakni: ”seorang wanita setengah baya yang sabar” (visual); ”seorang wanita yang lembut suaranya” (auditori); dan ”seorang wanita yang penuh kasih sayang sepanjang zaman” (kinestetik). Makna kata ”Ibu” akan lebih hidup lagi bila seorang pengujar atau terapis mampu mengeksplorasinya lebih lanjut tentang pentingnya submodalitas tersebut.

Trance dan bahasa

Bahasa yang bernyawa itu mampu membuat seseorang trance atau setengah tidur. Dikatakan setengah tidur karena ia tidak tertidur nyenyak (mimpi) atau tidur alami melainkan tidur hypnosis yakni yang tidur hanyalah pikiran sadarnya saja. Sementara pikiran bawah sadar sangat aktif. Hypnosis adalah seni mengistirahatkan pikiran sadar dan mengaktifkan pikiran bawah sadar.

Yang menarik untuk didiskusikan lebih lanjut adalah, bagaimana seorang dalam keadaan trance memahami bahasa? Bagaimana seseorang yang dalam keadaan tanpa pikiran sadar/kritis memahami sugesti yang diterima? Singkatnya, bagaimana pikiran bawah sadar memahami bahasa sugestif?

Sifat dasar dari pikiran bawah sadar adalah: sangat cerdas dan berpikir asosiatif. Sangat cerdas berarti ia menerima seratus persen pesan sugestif dari si pengujar atau terapis. Pikiran bawah sadar menerima tanpa reserve pesan itu, tidak lebih dan tidak kurang, ia cerdas. Ada yang mengatakan pikiran bawah sadar itu bodoh karena tidak memiliki daya analisis seperti pikiran sadar. Namun perlu dicatat bahwa kedua pikiran itu memiliki fungsi yang berbeda: pikiran sadar disebut cerdas bila mampu mengangalisis saat menerima stimulus; dan pikiran bawah sadar disebut cerdas bila tidak menganalisis saat menerima sugesti.

Pikiran bawah sadar dalam menjalankan tugasnya selalu berpikir asosiatif, yakni membayangkan secara utuh (visual) akan sebuah pola tindakan tertentu sekaligus mencoba merasakannya (kinestetik). Berpikir asosiatif adalah berpikir membayangkan dan merasakan akan sebuah tintakan tertentu berdasarkan pengalaman subjektifnya. Semisal, ketika pikiran bawah sadar mendengar kata ”terbang”, maka ia segera membayangkan seekor burung yang terbang sambil mengepak-epakkan sayapnya; atau mungkin pengalaman subjektifnya segera membayangkan sebuah kapal terbang di angkasa dengan dua sayapnya terbentang lebar.

Di sinilah kuncinya, seorang yang dalam keadaan trance, kemudian ia disugesti bahwa dirinya adalah ”seekor burung yang sedang terbang”, maka dengan segenap kecerdasan bawah sadarnya ia segera membayangkan dan merasakan bahwa dirinya adalah seekor burung yang sedang terbang di angkasa. Ia akan meniru seratus persen –karena cerdas– seperti tindakan burung yang sedang terbang. Ia akan bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang ia asosiasikan, meskipun ia berada di depan kelas misalnya.

Namun perlu dicatat tebal-tebal bahwa kenapa ia bisa bertindak seperti burung bukan sekedar karena ia –pikiran bawah sadarnya—cerdas dan mampu berpikir asosiatif, tetapi kalimat ”seekor burung yang sedang terbang” itu memiliki ”nyawa” yakni kekuatan submodalitas. Dalam kasus ini, ia akan mendengar perintah sugestif seratus persen (auditori) dari terapis, membayangkan (visual) dan merasakan (kinestetik) secara secara total. Ia akan menghayati secara total seperti burung terbang tanpa merasa malu di depan kelas (stage hypnosis) karena rasa malunya sedang dikarantina bersama pikiran sadarnya.

Hypnosis, kata Pak Yan, tidaklah sulit. Yang sulit adalah bagaimana agar sesorang dapat terhipnosis. Mengajak orang untuk mau menerima sugesti kita apa adanya adalah pekerjaan utama seorang terapis hypnosis. Teknik hypnosis dari test sugestibiltas, induksi, deepening, dan memasukkan kata-kata sugesti hingga termination adalah penting bagi siapa saja yang ingin memanfaatkan hypnosis. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana bahasa yang kita gunakan selama menghipnosis itu mempunyai nyawa, kalau tidak ingin gagal dalam praktei hypnosis.
Baca selanjutnya »»

Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan

Mengapa Fitnah Itu Lebih Kejam Dari Pembunuhan?

Si A itu galak.

Si B itu nyebelin lho.

Demikian 2 kalimat yang saya dengar beberapa waktu belakangan di sebuah kantor. Beruntung, alih-alih mode gosip, yang muncul dalam kepala saya adalah alarm Meta Model. Ya, 2 kalimat tersebut jelas-jelas mengandung pelanggaran Meta Model, yang tidak saja punya efek hipnotik pada pendengarnya, melainkan juga mengandung sugesti (content) yang berbahaya.

Wah, yang bener? Kalimat sederhana itu?

Betul.

Kok bisa?

Mari kita bahas satu per satu. Pertama,
dua kalimat tersebut jelas mengandung lost performative. Keduanya sama-sama tidak diberi subyek pengucap, sehingga seolah-olah ia adalah pendapat banyak orang, bahkan semua orang. Padahal, apa benar demikian? Menurut siapa Si A dan Si B galak dan nyebelin? Apakah menurut sahabat mereka juga demikian? Bagaimana dengan suami/istri mereka? Atau orang-orang yang pernah mereka bantu?

Kedua, kata ‘galak’ dan ‘nyebelin’ adalah 2 kata yang tidak spesifik. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan galak? Apakah ia teriak-teriak? Atau marah-marah? Atau berkata ‘ketus’? Apa pula yang dimaksud dengan ‘nyebelin’? Apakah ia seorang yang usil? Tidak kooperatif dalam bekerja sama? Tidak peduli lingkungan?

Ketiga, kedua kalimat tersebut juga mengandung generalisasi dan delesi. Bagaimana tidak? Mungkinkah ada orang yang selalu galak setiap saat, setiap waktu, setiap tempat, kepada setiap orang? Anda tentu sepakat untuk menjawab tidak, kan? Ya, sebab kalaupun ada orang yang demikian, pastilah ia sudah lama meninggalkan dunia ini.

Loh, kok?

Ya iya lah. Kondisi marah adalah kondisi emosi yang sangat intens. Seluruh tubuh berada dalam titik yang ekstrim, sehingga tidak mungkin seseorang mampu bertahan dalam kondisi tersebut setiap saat kalau tidak mengalami stroke.

Keempat, keduanya juga menimbulkan efek nominalisasi, dengan menempelkan label ‘galak’ dan ‘nyebelin’ pada Si A dan Si B. Dengan demikian, seolah-olah yang namanya Si A dan Si B itu adalah benda yang statis, yang hanya punya satu macam sifat saja. Apakah mungkin ada orang yang demikian di dunia ini, sama sekali tidak punya sifat lain?

Dan, apakah masih ada pola-pola pelanggaran lain? Tentu, silakan Anda temukan.

Nah, semua hal ini tidak terjawab jika pendengar hanya mendengarkan kalimat tersebut. Karenanya, sesuai struktur kerja pikiran yang selalu berusaha untuk mencari sebuah penyelesaian dari loop yang sudah terbuka, maka pendengar pastilah akan mencari makna sendiri.

Makna apakah itu?

Ya tergantung pendengarnya. Ini yang dinamakan proses TDS alias transderivational search. Atau, mudahnya, proses pencarian ke dalam pikiran masing-masing pendengar, makna yang paling cocok dengan informasi tersebut. Maka Anda tentu bisa membayangkan berapa banyak kemungkinan persepsi yang muncul dalam benak para pendengar, kan?

Ya, sebanyak pendengar itu sendiri!

Ada yang langsung mengkaitkan dengan orang tergalak yang pernah ia temui. Ada yang teringat pada seseorang yang ia benci. Bahkan bisa jadi ada yang langsung mengakses perasaan kesal yang pernah ia alami pada orang lain, dan jutaan kemungkinan lain!

Lalu apa efeknya?

Tanpa disadari, para pendengar sedang menempelkan kondisi pikiran-perasaan yang telah ia akses terhadap memorinya tentang Si A dan Si B. Dan bahkan ketika mereka sebenarnya belumlah mengenal siapa keduanya, mereka sudah memiliki persepsi subyektif bin negatif tentang keduanya.

Astaghfirullah! Bukankah dengan mengucapkan 2 kalimat tersebut sebenarnya si pengucap sedang menciptakan fitnah? Bagaimana tidak? Tanpa disadari, si pengucap sudah menstimulus para pendengar untuk menciptakan gambaran, suara, dan perasaan mengenai Si A dan Si B, sementara kesemuanya itu belum tentu benar! Dan apa menurut Anda yang akan terjadi dengan para pendengar itu ketika mereka satu saat nanti berjumpa dan berinteraksi dengan Si A dan Si B? Anda tentu bisa menebak sendiri.

Benarlah sebuah ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa banyak orang yang berjalan ke neraka dengan wajah mereka, semuanya tak lain adalah karena lisan. Benarlah pula bahwa fitnah itu jauh lebih kejam daripada pembunuhan.

Maka mengapa kita tidak memohon ampun terhadap entah berapa banyak kalimat serupa yang pernah tanpa sengaja kita ucapkan? Dan, mengapa pula kita tidak mendeklarasikan diri untuk, mulai sekarang, senantiasa menjaga setiap kata yang terlontar dari mulut kita?
Baca selanjutnya »»

Lantunan ayat-ayat suci Al'Quran

Listen to Quran